Sambah Minang: Memaknai Sambah

2

 


Pendahuluan

  
  Sambah (Persembahan Kata) merupakan susunan kata-kata yang mengandung makna kiasan. Kata-kata yang tersusun didalam pasambahan selalu diawali menyebut kemuliaan Allah SWT kemudian diikuti kata-kata yang mengambarkan rasa rendah hati seseorang terhadap lawan bicara.
    Pasambahan  adalah salah satu jenis sastra lisan Minangkabau. Sastra lisan ini digunakan oleh masyarakat Minangkabau dalam setiap acara. Bahkan dalam kehiduapan sehari-hari biasanya orang minangkabau juga melakukan pasambahan ringan. Contoh jika sekelompok orang duduk di sebuah persimpangan jalan, kemudian seserang ingin meninggalkan kelompok tersebut, maka orang tersebut akan melakukan pasambahan untuk izin meninggalkan kelompok tersebut.
     Pasambahan yang biasanya digunakan dalam upacara adat ini menggunakan bahasa halus dengan perumpamaan dan nilai-nilai budaya. Bahasa yang digunakan dalam pasambahan berbeda dengan bahasas sehari-hari. Bahasa pasambahan lebih puitis. Kepuitisan itu ditandai oleh banyaknya ungkapan, kiasan, pepatah petitih, pantun, dan talibun, serta susunan kalimat yang teratur sehingga bila diucapkan terdengar berirama dan merdu.
    Sekalipun orang minangkabau memiliki kebudayaan hampir mirip namun tiap daerah diminangkabau memiliki gaya pasambahan tersendri. Sambah Lasi berbeda dengan sambah Canduang atau Sambah Kurai. Sekalipun Nagari ini berdekatan.

    
Memaknai Sambah

    Sambah memiliki makna yang dalam. Setiap kalimat memiliki pesan sedangkan setiap jenis pasambahan memiliki makna dan tujuan tersendiri.    

Contoh kata-kata pasambahan pembuka di salah satu nagari diminangkabau yaitunya nagari Lasi:

        "Kastapi sambah titah kapado Allah
        Kamudian kato dahulu bastinah, kato kamudian bacapek, 
        Alah bacapek tibo dek tuan".

Artinya:
        "Segala bentuk kasta dan persembahan hanya milik Allah
          Mullianya sebuah kata-kata pendahuluan berupa kata bastinah (Rendah diri penuh wibawa)
           Sedangkan kata-kata atau isi dari pesan mesti di segerakan
           Sudahkah pesan sampai kepada Tuan"

    Dari arti kata-kata / Sambah pembuka diatas dapat dipahami bahwa bahwa orang Minang memiliki pengakuan didalam persembahannya berupa:
1. Hanya Allah SWT yang berhak mengkasta atau mengelompokkan seseorang. Kelompok orang Islam, Orang Mukmin, Orang bertakwa dan lain-lain. Sedangkan bagi kita umat manusia, semua manusia adalah sama. Maka kata-kata orang minang tidak boleh merendahkan, mencaci atau menyakiti orang lain dan tidak boleh merasa lebih tinggi dari orang lain.
2. Orang minangkabau memiliki sifat bahwa setiap kalimat yang disampaikannya mesti berisi sifat memuliakan orang lain, Memiliki sifat rendah hati namun kalimat yang disampaikan penuh wibawa.
3. Setiap kalimat yang disampaikan oleh orang minangkabau mesti mengandung pesan, dan pesan tersebut harus dapat ditangkap dengan baik oleh orang lain.

Nilai-Nilai Didalam Sambah

    Pasambahan mencerminkan nilai-nilai budaya yang berlaku dalam masyarakat Minangkabau. Hal itulah yang menyebabkan masyarakat (Minangkabau) menganggap perlu mempelajarinya. Berikut beberapa nilai budaya secara umum yang terkandung didalam pasambahan:

1. Kerendahan hati

    Hal ini tampak pada awal acara pasambahan dimulai. Juru sambah tuan rumah menyapa tamu satu persatu dengan menyebutkan gelar adatnya. Setelah itu, juru sambah akan menyampaikan maksudnya.

2. Musyawarah

    Segala sesuatu yang akan dilakukan dan diputuskan selalu dimuyawarahkan terlebih dahulu. Apapun yang disampaikan oleh juru sambah selalu didahului dengan kata lah saizin kato jo mupakaik karena memang telah dirundingkan terlebih dahulu.

3. Ketelitian dan Kecermatan

    Baik juru sambah tuan rumah maupun juru sambah tamu harus sangat teliti mencermati setiap kata-kata yang disampaikan. Sebab dalam setiap kata mengandung makna dan arti yang tidak dapat dipahami dengan tekstual saja.

4. Taat pada Adat

    Dalam pasambahan itu segala sesuatu yang akan dilakukan ditanyakan dahulu apakah sudah sesuai dengan adat yang berlaku karena salah satu syarat untuk dapat disetujuinya suatu permintaan adalah sesuai aturan adat yang berlaku.


Itulah sekilas tentang pasambahan diminangkabau. Bagi yang muda-muda apa anda tidak tertarik mempelajari sambah anda sendiri? 😏

Post a Comment

2Comments
  1. syaid alfarishi XI RPL 2
    https://syaidalfarishi.blogspot.com/2023/02/review-sambah-minang-memakai-sambah.html

    ReplyDelete
Post a Comment